semua bebas memaknai kehidupan...begitu pula kebebasan dalam memaknai setiap huruf dalam goresan hati dan pikiran ini

.


kadang hati ingin mengungkap...
kadang mulut malas untuk mengucap...

cuma satu cara untuk membuatnya terlontar...
lewat kata-kata ini aku coba bersua...

Kamis, 24 Juni 2010

"...."

senja itu...
pertemuanku dengan "...."
bukan indah, bukan terbaik
hanya itu

senja kemarin...
di balik pilar, semburat cahaya
bising kereta, riuh manusia...
aku sendiri, berdiri dalam tegakku
dan "...." di sana

senja ini...
tatapku menoleh di antara ribuan gerak manusia
di sela-sela ratusan tatapan sore
aku berdiri bersandar di pilar datar
tak henti menatap "...."

senja hari ini...
sedikit berharap
sedikit mencari
sedikit bersandar
dan sore tlah membawa "...." dalam hitungan detik
juga hilang terbawa kepura-puraan
[MK]





*foto: www.bing.com

Senin, 21 Juni 2010

mari ke PULAU TIDUNG!


Masih penasaran dengan Pulau Tidung? Penasaran mau jalan-jalan ke sana.
Cukup mudah untuk sampai ke pulau itu, yang penting, kita perlu tahu jadwal berangkat si kapal.
Untuk bisa sampai ke Pulau Tidung, kita bisa naik kapal dari Muara Angke atau Pantai Marina. Namun, lebih banyak orang yang memilih untuk naik kapal dari Muara Angke, karena jauh lebih murah. Dan memang kondisi kapal juga berbeda dengan kapal yang berangkat dari Marina. Kapal yang berangkat dari Muara Angke adalah kapal kayu yang diberi motor diesel sebagai penggeraknya.

Untuk sampai ke Muara Angke, kita tinggal memilih jalur transportasi yang tentunya mudah dijangkau dari rumah kita. Dari arah blok M ada bus P 37. Cukup dengan membayar Rp 2.500,- kita naik dari terminal blok M dan turun di depan Galaxi Mall, lalu di sambung dengan angkot berwarna merah U-11 dengan ongkos Rp 2.000,-, lalu turun di depan pasar Muara Angke, dan jalan menuju Pelabuhan Muara Angke. Jangan heran jika di area ini akan tercium bau yang sangat menyengat, ini sudah khas, jadi siap-siap tahan hidung!
Selain dengan bus itu, dapat juga di jangkau dengan pergi ke arah terminal Grogol. Nah, kalau yang satu ini, mungkin banyak bus yang menuju arah Grogol, jadi silakan pilih sendiri alternatif kendaraan untuk sampai ke Grogol, lalu disambung dengan angkot B-01, berwarna merah. Ongkosnya Rp 4.000,- sampai depan Pelabuhan Muara Angke.
Sampai di Muara Angke, silakan langsung ke penjual tiket yang ada di pinggir dermaga. Dan, bisa langsung naik kapal. Tapi, jangan heran dan jangan egois untuk berbagi tempat duduk di dalam kapal. Biasanya kalau pergi di hari libur, banyak sekali yang ingin ke pulau itu, sehingga keadaan di dalam kapal bisa sangat berdesakan. Jadi, lebih baik berbagi tempat biar liburan kita nggak terasa kesel-keselan.
Kita perlu tahu jam berangkat kapal. Biasanya kapal berangkat sekitar jam 7 dan dari arah sebaliknya, kapal Dari Pulau Tidung paling terakhir adalah jam 2 siang. Jadi, jangan sampai tertinggal kapal ya.


Tips...
Ada sedikit tips nih. Bagi yang belum pernah naik kapal ini, disarankan untuk mengonsumsi obat anti mual karena mabuk perjalanan. Ombak air lautnya bisa membuat kita mual (walaupun sebenarnya kita bukan tipe pemabuk perjalanan), tapi lebih baik jaga-jaga saja.
Lalu, lebih disarankan utnuk pergi di bulan pertengahan tahun, karena ombak lautnya sedang bersahabat, dan berhati-hati untuk pergi di penghujung tahun. Siap-siap ombak besar dan badai akan menghadang perjalanan kapal kita.

Hal yang tidak bisa dihindari...
Ini adalah urusan yang sulit dihindari, yaitu kebelet buang air. Waduhhhh, agak repot memang. Dan antrian di depan pelabuhan, tepatnya di wc umum yang ada di pom bensin di depan pelabuhan, antriannya sangat panjang dan hati-hati kalau kelamaan antri, kapal akan segera berangkat. Kalau masih bisa di tahan, tunggu saja sebentar, karena di kapal juga ada wc nya. Tapi tunggu sampai kapal jalan ya, karena prinsipnya sama seperti kereta api, pembuangannya langsung ke bawahnya. Dan, hati-hati kalau buang air di kapal, karena pemandangan lubang wc adalah air laut yang ada di bawahnya, jadi cukup menantang juga. [MK]


*foto: dokumen pribadi

Tidung oh Tidung...

Pulau Tidung... Siapa yang belum pernah mendengar nama pulau itu. Para pecinta jalan-jalan pasti sudah akrab dengan nama pulau itu. Letaknya di Kepulauan Seribu. Jaraknya sekitar dua setengah jam naik kapal dari Muara Angke, dengan kecepatan kapal yang pasti tidak secepat boat dari Pantai Marina.
Pulau ini merupakan salah satu dari pulau yang sering dijadikan tempat wisata yang ada di Kepulauan Seribu, di samping Pulau Pramuka, atau Pulau Onrus yang sering dijadikan kunjungan wisata sejarah dan arkeologi. Pulau Tidung terkenal dengan pemandangannya yang sangat indah. Ditambah lagi dengan adanya jembatan yang menghubungkan Pulau Tidung dengan Pulau Tidung kecil. Di sisi sebaliknya dari jembatan Pulau Tidung, terdapat Pantai Semut. Keindahan pantai semut yang menghadirkan warna-warni biru atas kedalaman lautan menjadi sangat indah. Luasnya perairan yang terhampar di sejauh mata memandang. Untuk mencapi ke Pantai Semut ini dapat dilakukan dengan bersepeda atau jika yang kuat, dapat saja berjalan kaki. Melihat sunset sangat indah dari bagian barat Pulau Tidung ini. Dari Pantai Semut ini, tenggelamnya matahari dapat kita saksikan dengan begitu indahnya, matahari tampak bagai tenggelam ke dasar lautan.
Pulau Tidung sangat ramai dikunjungi pendatang, terlebih ketika libur panjang. Pengunjung yang datang di long weekend sekitar 2000 orang. Jadi, jumlah pendatang lebih banyak dari orang yang tinggal di Pulau Tidung.

Sisi lain si Tidung....
Di balik keindahan Pulau Tidung, ada sudut-sudut pengelihatan yang menjadi perhatian. Banyaknya pengunjung yang datang berlibur ke Tidung mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Yah....sudut lain dari indahnya pulau ini adalah sampah yang berserakan di tepi-tepi pantai. Sayang sekali keindahannya harus dirusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Jika keadaannya terus seperti ini, bukan tidsk mungkin jika nantinya Pulau Tidung semakin kotor dan tidak indah. Sayang sekali alam indah di bumi Tidung itu. [MK]


*foto: dokumen pribadi