semua bebas memaknai kehidupan...begitu pula kebebasan dalam memaknai setiap huruf dalam goresan hati dan pikiran ini

.


kadang hati ingin mengungkap...
kadang mulut malas untuk mengucap...

cuma satu cara untuk membuatnya terlontar...
lewat kata-kata ini aku coba bersua...

Rabu, 29 Februari 2012

napas hidup

kaki-kaki keras sembunyi menuju rumah-rumah semut
dan mencari pijak... tepatkah tempat ini??
duduk terlipat manis di perut kota teduh
menggelar kain bercorak prada rejeki
dengan pakaian seadanya berhias senyum paling menawan
rumput di ujung kelingking berbisik
'aku akan bersua tentang hal besar dari yang kecil'
bercerita tentang beringin yang kokoh dan tegar
dia dulu adalah aku... kecil dan mudah terinjak
goyah dan rentan mati
gelitik rumput ke jari manis tangan di atas lipatan tikar
dia kembali berbisik... 'napas hidup ini manis
seperti dirimu'
kini dia menyabet jari tengah
dia sedikit bergumam keras... 'kau tak boleh tampakkan dirimu'
telunjuk tersapu lembut, sangat terasa bulu halus si rumput kecil
dia bergumam... 'kau harus muncul di saat yang tepat'
dan rumput pun menempel di ibu jari yang penuh gurat
dan bersenandung.. kau akan menjadi besar seperti ibu jari
seperti beringin yang kokoh berdiri
orang-orang akan tunjukan ibu jarinya untukmu
kau bisa melipat prada tikarmu di dalam lemari
dan menegakkan kakimu saat kau mengumpulkan lembaran rejeki

[MK]
29022012

*Foto by Wayan Sriyasa "Alun-alun Keraton Yogyakarta"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment here!