semua bebas memaknai kehidupan...begitu pula kebebasan dalam memaknai setiap huruf dalam goresan hati dan pikiran ini

.


kadang hati ingin mengungkap...
kadang mulut malas untuk mengucap...

cuma satu cara untuk membuatnya terlontar...
lewat kata-kata ini aku coba bersua...

Selasa, 07 Juli 2009

Angin Segar dari Kipas Batik


Pasti pernah terlintas di pikiran kita bahwa batik kian ‘naik daun’. Buktinya tidak hanya orang tua, tetapi anak-anak muda sekarang menggandrungi batik. Tren batik memang semakin diterima di kalangan anak muda sejak motif batik mengalami berbagai kreasi cipta. Mulai dari rok pendek, kemeja, bahkan tank top dengan motif batik. Harga berbagai pakaian dengan motif batik pun beragam. Hampir disetiap bazaar, dapat ditemui stan yang menjual pakaian dengan motif batik, harganya mulai dari Rp 40.000,- sampai dengan Rp 100.000,-.

Ternyata motif batik tidak hanya bagus untuk menjadi motif pakaian, barang-barang yang dibuat dari bahan batik juga kian menjadi incaran para pecinta batik. Tas selempang, slayer, sandal, topi, tempat tisu, seprei, sarung bantal, dompet, dan masih banyak lagi barang-barang yang menggunakan kain batik. Ini berarti kain batik telah mengalami perluasan manfaat, yang awalnya kita tahu orang menggunakan kain batik hanya ketika dipadukan dengan kebaya, atau sebagai pakaian resmi, namun kini manfaatnya menjadi beragam.

Jika kita berbicara mengenai batik, secara langsung satu kata yang terbersit di pikiran kita adalah Jawa. Memang tidak salah, karena batik berasal dari Jawa, walaupun beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kain batik, namun ada perbedaan corak yang khas yang membedakan antara batik satu daerah dengan batik daerah lain. Umumnya batik diidentikkan dengan orang Jawa, karena memang sudah sejak dahulu batik menjadi pasangan baju kebaya. Maka tidak heran jika kita mau mencari kain batik dengan pilihan corak yang beragam, kita akan pergi ke daerah di Jawa seperti Yogyakarta dan Solo. Sangat tidak sulit untuk mencari toko batik yang menjual berbagai barang dengan corak batik di kota Yogyakarta. Kota ini menyediakan kawasan yang memang menjadi wajib dikunjungi para wisatawan untuk berburu oleh-oleh, dimana lagi kalau bukan di Malioboro.

Kawasan Malioboro beroperasi mulai pukul 10 pagi hingga pukul 7 malam setiap harinya. Dalam rentang waktu itu, para pedagang menjajakan barang dagangannya di sepanjang pinggir jalan Malioboro yang jaraknya hingga satu kilometer, dari lampu merah perempatan dekat stasiun Yogyakarta hingga benteng Vredenberg. Tidak hanya ada penjual barang-barang dengan motif batik, tetapi banyak sekali pedagang yang menjual barang-barang yang dapat dijadikan oleh-oleh seperti gelang, kalung, dan cinderamata lainnya.

Dengan banyaknya toko dan pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, menjadi sangat mudah bagi kita untuk menemukan barang-barang dengan motif batik. Harganya pun beragam, ada harga yang bisa ditawar di pedagang kaki lima, dan ada pula harga yang sudah dibandrol di toko-toko. Barang yang dijual di kaki lima juga tidak kalah bagusnya, tetapi kita harus bisa menawar harga agar kita bisa mendapat harga yang miring, terlebih jika kita bisa berbahasa Jawa, karena biasanya para pedagang memasang harga dua kali lipat dari harga sebenarnya apalagi jika kita ketawan sebagai wisatawan.

Ternyata motif batik tidak hanya diminati sebagai oleh-oleh, tetapi dapat juga sebagai cinderamata perkawinan, ataupun untuk dijual di luar negeri. Tidak sedikit orang menikah yang menggunakan kipas bermotif batik sebagai cinderamatanya, dan tidak sulit untuk mendapatkan kipas motif batik dalam jumlah besar dengan harga murah. Di pasar Jatinegara menyediakan berbagai cinderamata perkawinan, salah satunya kipas bermotif batik. Ukurannya pun beragam, ada yang kecil dan ada yang sedang. Harga kipas yang sedang dijual Rp 1.500,- per buah, walaupun kalau di Malioboro kita bisa mendapatkannya dengan harga Rp 1.000,- per buah. Dengan harga murah ini pasti kita tergiur untuk membeli banyak. Tapi memang tidak ada salahnya jika kita ingin membeli banyak, terlebih jika kita ingin menjualnya kembali di luar negeri.

Kipas dengan motif batik ternyata sangat digandrungi oleh ibu-ibu di Eropa. Pada musim festival tari internasional yang dilaksanakan di Prancis dan diikuti oleh berbagai negara, panitia festival menyediakan stan khusus untuk menjajakan barang-barang khas dari negara masing-masing. Kipas motif batik sangat diminati dibandingkan barang-barang kerajinan lainnya. Satu buah kipas motif batik dapat dijual dengan harga 1 uero. Ini berarti dua belas kali lipat harga kita membeli satu buah kipas di Malioboro. Dan harga satu buah kipas batik yang juga berfungsi sebagai topi, dapat dijual dengan harga 10 uero, yaitu sekitar Rp 120.000,-, padahal harga satu buahnya di Malioboro adalah Rp 10.000,-. Dengan perbandingan harga yang begitu jauh, kipas motif batik bisa menjadi angin segar dengan keuntungan harga jual di luar negeri yang berlipat-lipat. Maka, sudah seharusnya kita menjaga batik milik bangsa kita, salah satunya dengan cara bangga memakai motif batik.(emka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment here!