semua bebas memaknai kehidupan...begitu pula kebebasan dalam memaknai setiap huruf dalam goresan hati dan pikiran ini

.


kadang hati ingin mengungkap...
kadang mulut malas untuk mengucap...

cuma satu cara untuk membuatnya terlontar...
lewat kata-kata ini aku coba bersua...

Kamis, 28 Januari 2010

Keindahan Wisata Sejarah



Gemercik air anak sungai bak alunan lagu yang menyanyikan keidahan alam pedesaan. Jalan tanjakan dan turunan tanah berbatuan, pohon-pohon rindang, rumah-rumah mungil, bukit-bukit yang menjulang, perkebunan teh, dan hamparan sawah, menjadi pemandangan yang takkan terlupakan. Udara sejuk dan teriknya cahaya matahari menambah suasana kehidupan desa.
Pemandangan desa ini menemani perjalanan menuju situs megalitik di daerah Gunung Padang, Cianjur. Peninggalan masa lalu yang terletak di atas bukit, dapat memberikan pengalaman atas pengetahuan sejarah, serta juga dapat membawa para peneliti ataupun wisatawan untuk menikmati keindahan alam pedesaan dan pegunungan.
Situs adalah daerah yang mengandung nilai-nilai sejarah (terdapat peninggalan purbakala). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos artinya batu. Situs Gunung Padang merupakan situs megalitik yang berbentuk punden berundak dari masa lalu saat kejayaan Prabu Siliwangi. Menurut cerita bahwa peninggalan ini merupakan situs megalitik yang terbesar di Asia Tenggara. Peninggalan sejarah ini terletak di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, Cianjur. Keadaan batu-batu megalitik yang berbentuk persegi panjang tersusun tidak beraturan dan merupakan batuan asli yang belum tersentuh pahatan atau bentukan dari tangan manusia.
Keindahan alam di sekitar situs Gunung Padang, menjadikan tempat ini tidak hanya sebagai tujuan penelitian, tetapi juga menjadi tujuan wisata sejarah. Untuk dapat sampai ke tempat ini, dapat digunakan kendaraan umum. Pertama, bagi para pengunjung yang tidak berada di kota Sukabumi, haruslah sampai ke terminal Sukabumi terlebih dahulu, misalnya pengunjung dari Jakarta. Banyak bus antarkota dengan rute Jakarta-Sukabumi. Bahkan ada berbagai pilihan kelas bus, dari eksekutif hingga ekonomi yang berangkat dari terminal yang ada di Jakarta, seperti Lebak Bulus, Kampung Rambutan, Depok, Pulo Gadung, dan Bekasi. Hal ini memudahkan para pengunjung yang berada di Jakarta yang ingin melakukan penelitian ataupun wisata sejarah ke Gunung Padang. Selanjutnya, dari terminal Sukabumi, perjalanan diteruskan ke daerah Sukaraja. Dengan naik kendaraan umum lokal yang melewati alun-alun kota Sukabumi. Perjalanan belum berakhir. Usai naik angkutan kota yang membawa kita ke daerah bernama Sukaraja, perjalanan diteruskan dengan naik angkutan kota yang menuju Tegal Sereh. Namun, harus diperhatikan waktu sampai di Sukaraja, karena pada jam tujuh malam ke atas, angkutan kota semakin jarang beroperasi dan digantikan dengan kendaraan ojek. Tentunya akan mengeluarkan uang transport yang lebih mahal dibandingkan dengan naik angkutan kota. Perjalanan dengan angkutan kota atau ojek ini dilakukan sampai tiba di daerah tambang batu. Dari jalanan yang menuju tambang batu ini, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Perjalanan selama berjalan kaki dihiasi dengan pemandangan hamparan sawah, jalan berbatuan yang menanjak dan berbukit-bukit. Akan dilewati pula sebuah tambang batu, dan setelah melewati tambang batu, jalanan kian menyempit dan cukup licin. Namun, suasana pedesaan dan perbukitan masih menjadi suguhan yang indah selama perjalanan. Jalan kaki ditempuh selama kurang lebih 6 km, sehingga sangat cocok bagi orang-orang yang suka tracking dan jalan kaki. Namun, tidak perlu khawatir bagi yang tidak terlalu suka berjalan kaki, karena untuk sampai ke situs Gunung Padang, dapat pula ditempuh dengan kendaraan bermotor (motor atau mobil), walaupun harus melalui rute jalan yang lebih jauh. Sesampainya di pintu gerbang situs, yang menandakan perjalanan akan segera berakahir. Untuk dapat sampai ke situs, harus dilakukan dengan jalan kaki, karena perjalanan dilanjutkan dengan menaiki anak tangga yang cukup tinggi. Anak tangga ini sudah merupakan situs megalitik. Dengan menaiki anak tangga yang jaraknya sekitar 500 meter, barulah sampai pada puncak bukit yang merupakan pelataran dengan hamparan batu-batu persegi, dan artinya perjalanan telah sampai puncak situs Gunung Padang. Di atas bukit, panorama alam jauh lebih indah dibandingkan pemandangan selama perjalanan. Hamparan bukit-bukit dan panorama Gunung Gede menambah keindahan di antara hamparan batuan persegi panjang.
Banyak alternatif transportasi untuk sampai ke Gunung Padang. Selain dengan bus, jika pengunjung berasal dari Jakarta, perjalanan menuju kota Sukabumi juga dapat dilakukan dengan menggunakan kereta. Pertama menggunakan kereta yang menuju stasiun Bogor, lalu dari stasiun Bogor dilanjutkan dengan kereta menuju stasiun Sukabumi. Penting untuk diketahui bahwa kereta Sukabumi-Bogor hanya melakukan perjalanan bolak-balik satu kali dalam sehari. Kereta berangkat dari stasiun Sukabumi jam lima pagi, dan tiba di stasiun Bogor jam tujuh pagi. Selanjutnya, perjalanan dari stasiun Bogor dilakukan jam lima sore, dan tiba di stasiun Sukabumi jam tujuh malam. Dengan demikian, jika memang berniat untuk menggunakan transportasi kereta, hanya memungkinkan berangkat jam lima dari stasiun Bogor. Kemudian perjalanan dilakukan sama seperti perjalanan dengan bus, yaitu menuju Sukaraja, dan Tegal Sereh, dan dilanjutkan berjalan kaki mulai dari jalanan menuju tambang batu.
Perlu juga diperhatikan untuk kemungkinan bermalam di daerah sekitar situs, karena mengingat perjalanan dengan kendaraan umum yang cukup memakan waktu dan terkadang dilakukan hanya pada waktu tertentu (sesuai waktu perjalanan transportasi umum yang telah ditentukan), maka rasanya tidak mungkin untuk melakukan kunjungan ini dalam satu hari pulang-pergi, kecuali jika membawa kendaraan pribadi. Untuk itu, dapat direncanakan pilihan bermalam, apakah akan bertenda, atau menginap di rumah penduduk. Namun, apapun pilihannya, bagi kita yang ingin bermalam, sangat disarankan untuk melapor kepada kuncen setempat.
Kemungkinan bermalam biasanya membuat kita jadi repot dengan rencana membawa segala macam peralatan dan bahan makanan, apalagi jika akan bermalam dengan tenda. Namun, sangat disarankan untuk tidak membawa barang yang terlalu berat dan menyulitkan, karena perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki tidaklah dekat dan medannya pun cukup melelahkan, sehingga untuk menghemat tenaga dalam perjalanan, sangat baik jika barang bawaan direncana dengan baik dan efektif.[MK]

foto: dee

5 komentar:

  1. pabila membaca artikel ini,terasa ingin terus sampai ke sana...sungguh indah ciptaan Allah ini......

    BalasHapus
  2. iya...memang indah banget alam ini

    BalasHapus
  3. hmmm nice info aku selalu suka dengan alam, buat pikiran jadi tenang :) salam kenal :)

    BalasHapus
  4. terima kasih...emang jalan2 di alam tuh enakkk banget...daripada jalan2 di mall (huuuufffhh). Salam kenal juga :)

    BalasHapus
  5. Wah...wisata alam memang lebih menyenangkan. Segar...udaranya sueeejuk, tapi kenapa disebut gunung Padang ya.., apa disana banyak yang jual nasi Padang ? he..he

    BalasHapus

leave your comment here!